"Jika puisi adalah bahasa terindah maka kau lah penyebabnya" Welcome to My Blog Ungkapan Hati: Oktober 2011

Minggu, 30 Oktober 2011

Aku bingung dengan perasaan ini.

Ya Allah, sungguh hanya Engkau yang mengetahui kegelisahan hati ini.
Hanya Engkau yang mengetahui bagaimana kebimbangan ini.
Selama ini aku tahu engkau telah memberikan segala yang terbaik untukku.
Oleh karena itu, kini akupun memohon kepadaMu untuk memberikan petunjuk agar aku bisa mendapatkan yang terbaik.


Ya Allah, aku bingung dengan perasaan ini.
Kadang rasa itu muncul sangat menggebu.
Kadang pula rasa itu hilang begitu saja.
Aku tidak tahu mengapa seperti itu. 
Aku tidak tahu hal apa yang membuat aku seperti itu.
Sungguh hanya Engkaulah yang mengetahui semua itu.


Ya Allah... seandainya dia memang tercipta untukku.
Sebagai teman yang akan mendampingiku dalam menapaki kehidupan ini.
Aku mohon...  Bukakan lah pintu hatinya. Satukanlah hatinya dengan hatiku.
Mudahkanlah urusan ini untukku dan untuk dirinya.
Berikanlah kami pertolonganMu agar kelak kami bisa mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.


Ya Allah... Yang Maha Menyatukan hati.
Kami memang berbeda. 
Tapi jangan jadikan perbedaan itu sebagai sesuatu yang membuat kami tak bisa bersama.
Berikanlah kami kemampuan untuk bisa menyatukan segala perbedaan itu.
Jangan Engkau jadikan perbedaan itu sebagai penghalang bagi kami untuk bersatu.




Aku butuh kamu sebagai kekasih bukan sebagai teman!


Aku tidak bisa menjauh darimu  karena aku masih  membutuhkanmu.
Aku tak bisa marah kepadamu karna itu hanya akan menambah beban buatku.
Aku tak bisa membencimu  karna menurutku itu tak ada gunanya dan hanya akan menambah lukaku
Tapi aku juga tidak bisa bohong  kalau aku sakit menjalani  seperti ini.
Aku butuh kepastian.
Aku butuh kamu untuk menemani aku menjalani hari-hari bersama.
Aku butuh kamu sebagai kekasih bukan sebagai teman.       

Bisakah kau sadar akan hal itu? Atau kah kau bahagia dengan keadaan seperti ini.
Kau bahagia berhasil mempermainkan hatiku. Yah... aku memang tak pernah bisa mengerti hatimu.
Tak pernah bisa mengerti kemauanmu. Tapi tidak kah kau sedikit saja punya hati? Sungguh, kamu selalu tak pernah bisa jujur tentang perasaan mu sendiri. Apa yang sebenarnya kamu ingin kan.
Kamu selalu bilang, “itu hidupmu’’. Lalu apakah kau pernah berpikir bagaimana kehidupanku.
Bahagia kah aku atau sedih kah aku? Seakan-akan kamu tidak pernah peduli.

Aku bingung dengan sikapmu, yah... mungkin aku hanya terlalu percaya diri, meyakini sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apakah itu benar. Aku hanya ingin kau memberiku satu keyakinan. Katakan ke aku, masihkah kau ingin diharapkan? Ataukah  kau tak ingin diharapkan lagi? Kau selalu menjawab dengan kata-kata mu yang terlalu tinggi itu, dan jawaban mu tak pernah aku mengerti. Rupanya kau senang seperti itu. Membuatku dalam keraguan.
Aku butuh kamu sebagai kekasih bukan sebagai teman.
Sudah sering ku katakan seperti itu, tapi kau tak pernah merespon nya.
Kau selalu bilang “males’’ untuk membahasnya.
Kenapa?  Apakah ada yang salah? Aku Cuma ingin kamu terbuka.
Setelah aku tahu dan mengerti semuanya, aku tidak akan bertanya-tanya lagi.
Aku pengen kamu jujur.
Karna aku akan suka kejujuranmu walaupun menyakitkan buat aku.
Daripada aku dibahagiakan dengan kebohonganmu.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Setiap apa yang kau katakan tak seperti apa yang aku lihat


Setiap apa yang kau katakan tak seperti apa yang aku lihat.
Kau bilang kau lebih bahagia bersamaku, Tapi nyatanya kau memilihnya dan kau bersamanya.
Kau bilang hatimu hanya untukku, Tapi nyatanya  kau juga bisa memberikan hatimu untuknya.
Kau bilang kau juga merasakan hal yang sama seperti diriku, Tapi nyatanya kau selalu terlihat baik-baik saja. Tak pernah kulihat kesedihan diwajahmu, Seperti apa yang sering kau katakan padaku.
Kau bilang kamu juga merindukanku, tapi nyatanya tak pernah kau berusaha untuk mencari tahu kabarku, bahkan aku sakit kamu tak peduli.
Kau bilang kamu cemburu saat aku bersama yang lain, tapi kenapa kamu tidak berusaha untuk membuat aku tidak sama yang lain.
Kau bilang kau masih sayang sama aku, tapi kenapa kau tak ingin kembali kepadaku.

Apa artinya semua ini? Seakan-akan semua yang kau katakan itu hanyalah kebohongan.
Apakah kau hanya ingin selalu membuatku berharap, menanti dan menunggumu?
Tapi sampai kapan? Apa yang sebenarnya kau sembunyikan dariku? Tak bisakah kau berkata jujur kepadaku? Tak bisa kah kau membuatku berhenti berharap jika memang kau tak ingin lagi bersamaku? Kau terlalu menarik ulur hatiku.

Yah, aku memang sangat berharap bisa bersamamu lagi.
Tapi kau tak berhak mempermainkan perasaanku.
Cobalah bersikap tegas.
Jika kau masih menginginkanku, kembali lah padaku.
Jika kau tak menginginkan ku lagi, stop memberi harapan.

Aku juga akan bersikap tegas, aku punya hati.
Aku tak bisa kau perlakukan seperti ini terus.
Walau hatiku tak sanggup untuk lupakan dirimu.
Tapi selama ini aku bisa kan tanpamu.
 Aku mampu bertahan.

Aku rasa cukup sudah


Sudah lama aku bertahan dengan perasaan ini.
Sudah lama aku bertahan dengan harapan-harapan ini.
Aku Tersadar, saat cinta yang kuharapkan tak kunjung datang.

Apalah artinya menunggu?
Jika kau saja tak pernah mengerti tentang perasaan ini.
Sadar kah kau, berapa lama sudah aku menanti kehadiran mu?
Tahu kah kau, bagaimana aku menahan rasa ini?

Apalah artinya menunggu?
Bila kau sudah tak memiliki rasa seperti dulu lagi.
Bila kau sudah tak peduli lagi.
Bila kau sudah tak cinta lagi.
Bila kau sudah tak sayang lagi

Aku rasa cukup sudah aku menunggu.
Menunggu cinta.
Cinta yang sama.

Saat aku menjadi Istrimu kelak

Ketika aku telah menjadi istrimu,
Aku ingin menjadi bumi sebagai tempat untuk kau berpijak,
Dan kau yang akan jadi langitnya yang selalu menaungi dan melindungiku.
Aku ingin menjadi seseorang yang merupakan tempat sandaran untukmu,
Dan kau pun yang akan menjadi tiang yang selalu bisa meneguhkanku.


Aku ingin menjadi kompas yang bisa kau jadikan pedoman ketika kau mulai kehilangan arah.
Aku ingin menjadi lemari yang bisa menyimpan segala rahasianya.
Aku ingin menjadi pemompa semangat ketika kau terjatuh.
Aku ingin menjadi obat yang bisa menyembuhkan segala lukamu.
Aku ingin menjadi lampu yang bisa menerangi kau saat berjalan di dalam kegelapan.
Aku ingin menjadi sapu tangan untuk mengusap keringat dan air matamu.
Aku ingin menjadi tongkat yang bisa kau gunakan untuk bertelekan ketika mendaki gunung.
Aku ingin menjadi seorang yang menyenandungkan lagu nina bobo dan mampu membuat matamu terpejam.
Aku ingin menjadi teman berunding untuk membicarakan persoalan yang tengah kau hadapi.
Aku ingin menjadi seseorang yang selalu penuh kasih sayang dan rela berkorban untukmu.


Dan...
Aku tak ingin membuatmu merasa repot sehingga kau merasa kesal.
Aku tak ingin terlalu jauh dari dirimu sehingga kau menjadi lupa akan diriku.

Jika kau mendekatiku, maka aku akan mendekatimu juga.
Akan kupelihara pandangan, pendengaran, dan penciuman dari sesuatu yang tidak kau sukai.
Ku tak ingin kau sampai mendengar kata-kata kasar dari mulutku.
Ku tak ingin kau sampai mencium bau yang tidak sedap dariku.
Ku tak ingin pula kau sampai melihat sesuatu yang buruk dari diriku.


Ku ingin menjadikan setiap apa yang kau lihat adalah wajahku yang cantik dan ceria.
Ku ingin menjadikan segala yang kau dengar adalah ucapanku yang lembut, santun dan baik.
Ku ingin menjadikan pula setiap apa yang kau cium adalah aroma wangi dari tubuh dan pakaianku.


Ku akan memaafkan segala kesalahan dan kekhilafanmu.
Niscaya cinta kita akan terus bersemi.

Jumat, 28 Oktober 2011

Aku mencoba lagi untuk mencoba mencintai yang lain

Beberapa waktu yang lalu, 
Ada seseorang datang kepadaku untuk menawarkan cintanya.
Aku pun kembali menyalakan harapanku 
Berharap dia adalah seseorang yang memang tepat untukku.
Kau tahu, dia adalah seorang yang baik.
Aku mulai dibuat kagum oleh kebaikan-kebaikannya.
Hari demi hari ku isi dengan sosok dirinya.
Aku merasa senang dengan kehadirannya.
Sosok yang bijaksana dan dewasa itu 
sering mengungkapkan kata-kata sederhana yang sering membuatku tertegun.


Kekagumanku kepada dirinya pun bertambah .
Banyak hal menyenangkan yang dia berikan kepadaku.
Banyak pula hal yang diajarkannya kepadaku.
Hidupku pun semakin berwarna dengan hadirnya dia dalam hari-hariku.
Terlebih, saat aku terjatuh, dia datang dengan pesonanya.
Membangkitkanku dari keterpurukan.


Namun lagi-lagi aku sadar.
Perasaan ini berbeda.
Sekali lagi, hatiku tetap tak bisa "biru" seperti perasaanku kepadamu.
Kebahagiaan ini kurasakan seperti kekaguman seorang adik kepada kakaknya.
Hanya itu.
Tidak ada keinginan untuk mencintai lebih dalam.


Awalnya aku tak ingin mengakui perasaan ini dan berpikir bahwa semua akan berjalan baik-baik saja.
mungkin seiring dengan berjalannya waktu, aku akan bisa mencintainya.
Namun, akhirnya dia pun tetap menyadari tentang perasaanku dan memutuskan untuk mundur.
Yah, perlahan kami menjauh.

Begitulah.
bayang-bayangmu pun hadir kembali.
Semakin jelas.
Semakin menyesakkan dadaku.
kembali membuat air mataku menetes semakin deras.


Adakah yang salah dengan diriku?
mengapa aku tak bisa mencintai orang lain dan bahagia bersamanya.
Jika sampai sekarang aku masih mencintaimu, tapi bagaimanakah dengan dirimu?
mungkinkah kau kini tengah mencintai orang lain dan bahagia disana.
Dan mungkin kau pun telah melupakanku.
Aku sama sekali tak bisa menyalahkanmu 
karena mungkin kau memang tak pernah menyadari perasaanku ini kepadamu.
Tapi, adilkah keadaan ini?


Perasaan itu masih ada.
Namun sungguh, aku rasa lelah dengan semua ini. 
Itu semua karenamu.
Hati ini pun masih tetap berharap.
Namamu masih terucap dalam doa-doaku.
Bayangmu masih hadir dalam mimpiku, dalam imajinasiku.
semua itu membuatku sakit, membuat dadaku semakin sesak.


Tapi, potongan-potongan episode tentang kejadian--kejadian yang lalu denganmu 
masih berputar di dalam benakku
Indah memang, dan rasanya perih 
ketika aku menyadari bahwa semua itu telah pergi dan berlalu.





Disaat aku mencoba mencintai yang lain

Aku pun memulainya dengan mencoba mengagumi seseorang yang lain.
Kemudian kuisi hari-hariku dengan sosok dirinya.
Aku dan dia memang memiliki banyak kesamaan.
Banyak sekali hal yang serupa dengan dirinya.
Ya... aku menyukainya,
Sejenak aku berpikir mungkin aku bisa melupakanmu dan mulai mencintai dirinya.
Namun entah mengapa perasaanku tak bisa "biru' seperti ketika aku bersama dirimu.
Aku memang merasa gembira,
Tapi perasaan itu sangat berbeda dengan perasaanku terhadapmu.
Hari-hari pun berlalu dan aku semakin tak bisa berbohong dengan perasaan itu.
Akhirnya kuputuskan untuk menjauh darinya sebelum hubungan kami semakin dekat.
Karena aku tak ingin menyakitinya.


Begitulah, aku ternyata belum berhasil untuk bisa mencintai orang lain
Dan akupun kembali mengingat dirimu lagi.

Adakah kau mengingatku?

Aku tak tahu bagaimana awalnya.
Namun, semua itu berlalu begitu saja dan baru kali ini aku menyadarinya.
Ada perasaan yang teramat dalam untukmu, 
Ada ruang dihatiku yang kau sentuh.
Dan ketika aku menyadari semua itu, 
Ternyata tak selalu indahnya cinta yang bisa kudapatkan.
Tak seperti kisah cinta lainnya.


Saat ini aku hanya ingin melupakanmu
Karena kita memang telah berpisah.
Aku tak tahu bagaimana perasaanmu sekarang kepadaku.
Mungkin kau kini telah mencintai orang lain
Atau ada seseorang yang teramat mencintaimu juga.
Terlalu tinggi keinginanku jika aku berharap banyak.
Berharap kau pun masih memiliki perasaan yang sama.
Padahal aku pun tak tahu, 
Adakah kau mengingatku?
Adakah kau merindukanku?

Aku memasrahkan semua ini kepadaMu

Allah mengetahui apa yang terbaik untukku.
Bagaimanapun aku mempertahankan perasaan ini,
Jika Allah tak mengizinkan maka semua yang ku harapkan tak akan bisa tercapai.
Ku sama sekali tak bisa menjadikan perasaan ini sebagai jaminan.
Karena sungguh,
Hati itu sangat rentan.
Dia sangat mudah untuk dibolak-balikkan.
Bisa jadi saat ini ku memiliki perasaan menyayangi dan mencintai,
Tapi tidak mustahil suatu hari nanti perasaan ini akan memudar.


Aku pun memohon agar diberikan yang terbaik dalam keputusan ini.
Dan sungguh,
Hanya Allah yang akan memberikan ketetapan yang terbaik kepadaku.


Ya Allah...
Sungguh, aku memasrahkan semua ini kepadaMu
Karena setiap yang kau tetapkan pastilah yang terbaik untukku


Kepadamu yang selalu indah bagiku

Teruntuk dirimu yang sangat kucinta,
Yang telah menjadi inspirasi dan motivator dalam hidupku.
Engkau yang membuatku harus memendam kerinduan dan perasaan yang teramat dalam ini.
Engkau yang jika setiap kulihat akan membuat hatiku bergetar sekaligus melonjak bahagia.
Hanya dengan mendengar suaramu pun akan bisa membuatku tersenyum dan menarik nafas lega,
Kemudian berkata pada diriku sendiri bahwa engkau disana baik-baik saja.
Engkau yang telah mengajariku tentang arti keindahan
Hingga membuat hidupku menjadi lebih indah.
Kau yang telah menumbuhkan benih-benih cinta didalam hatiku dan merawatnya untukku.

Kepadamu yang selalu indah bagiku,
Ingin sekali aku mengucapkan terima kasih kepadamu.
Terima kasih, kau pernah menempatkanku di sudut yang manis dalam hatimu.
Betapa pun engkau tahu aku tak bisa memberikan apa-apa,
sebagaimana apa yang telah kau  berikan kepadaku.
Akupun tak sanggup memberi kebahagiaan,
seperti segala kebahagiaan yang kau berikan kepadaku.


Terima kasih, kau pernah bersedia mengisi hari-hari dan kehampaan hatiku.
Kau yang telah membimbingku untuk menapaki lorong-lorong kehidupan,
yang belum pernah kulewati sebelumnya.
Betapa pun itu semua telah membuat hari-hariku menjadi indah,
Lebih berwarna dan bermakna.

Aku ingin melupakanmu dengan indah

Aku mencoba memulai hari-hariku yang baru
mencoba membuka hati kepada yang lain.
Lebih peka terhadap orang-orang yang berada di sekelilingku.

Aku tak terlalu berusaha untuk melupakanmu.
Aku akan biarkan perasaan itu seperti apa adanya.
Tanpa harus terburu-buru menghapus bayang dirimu dalam kehidupanku.
Karena aku yakin perlahan bayangmu akan menghilang 
seiring dengan hadirnya seseorang yang bisa menggantikan kedudukanmu di hatiku.
Waktulah yang akan lebih banyak berbicara.
Biarlah seperti itu.

Karena sungguh, 
Aku ingin melupakanmu dengan indah.
Seindah perasaan ini ketika datang kepadaku.

Mungkin memang aku yang harus mengerti

Adakah aku sedikit saja dihatimu?
Sepetak saja dalam sudut terkecil dibilik hatimu? 


Mungkin memang aku yang harus mengerti. 
Bila aku bukanlah orang kau cintai lagi.
Dan di sinilah aku yang kembali menghimpun kekuatan baru.
Berusaha untuk membangun perasaan yang bisa kuberikan kepada orang lain.
Bukan kepadamu lagi.
Maka kan kubiarkan perasaan ini padam.
Biarlah semua ini membeku.

Tak perlu ada rasa sakit,
Tak perlu ada tangis lagi.


Karena aku sendirilah yang membangun perasaan ini 
Dan kini aku mungkin hanya perlu mengubah sedikit bentuknya yang nanti akan kuberikan kepada orang yang tepat. Dan mungkin itu bukan dirimu.


Kau tahu, 
Saat mengucapkannya ada rasa yang begitu menyesakkan.
Rasanya tak rela untuk melepaskannya. 
Namun aku tahu,
Aku pasti bisa.
Aku bisa bertahan. 


Biarlah kau menjadi satu episode kenangan yang indah,
yang ada di dalam hatiku.
dan mungkin perasaanku padamu adalah salah satu jalanku 
untuk bisa mendapatkan cinta yang terbaik, 
cinta yang tepat dari seseorang yang tepat pula.

Masih adakah aku dihatinya?

Ya Allah...
Maafkanlah hamba yang lemah ini, 
Yang terkadang tak sanggup untuk menahan segala perasaan yang telah lama tersimpan.
Meskipun akhirnya hamba menangis lagi,
Meskipun hamba harus terjatuh berkali-kali, 
Tapi hamba yakin Kau pasti akan memberikan yang terbaik bagi diriku dan dirinya.


Aku memang merindukannya,
Tapi aku pun tak tahu bagaimana isi hatinya.
Sungguh, hanya Engkaulah satu-satunya yang mengetahui semua itu.
Aku tak berani mengartikan perasaan ini.
Biarlah aku hanya merindu.
Karena aku tak tahu apa yang sedang dia lakukan disana dan ah... entahlah bagaimana isi hatinya.
Masih adakah aku didalam hatinya?
Atau disana dia pun tengah merindu,
Tapi rindu itu tidak untukku.
Ada orang lain yang sedang dirindukannya sekarang. 
Dan sungguh, hanya Engkau yang mengetahui itu.


Aku hanya mengharapkan semoga dia baik-baik saja disana, selalu Kau jaga.
Tanpa harus dia tahu bahwa aku disini berdoa untuknya.


Teruntuk engkau yang kurindu, biarlah doa-doa ini terlantun untuk dirimu.
Biarlah ia terlantun bersama untaian-untaian rindu yang menembus langit malam ini. 
Supaya engkau tahu bahwa rasa ini begitu menggebu.

Wahai engkau yang sangat aku rindukan

Keresahan hati ini kembali membuatku terjaga.
Malam ini aku terbangun dan seperti malam-malam sebelumnya, aku teringat padamu.
Teringat tentangmu yang sudah terbilang satu tahun menyisakan cinta yang mengalir lembut dalam jiwaku. Ah, tahukah engkau tentang itu?


Wahai engkau yang teramat kurindu, banyak kisah yang kulalui tanpa dirimu disampingku.
Ada ribuan tetes airmata yang tercurah, tawa yang berderai, bahagia yang membuncah, kecewa yang menusuk, kehilangan yang mengalir, dan banyak perasaan yang telah kulalui selama ini. 

Semuanya kujalani. 
Tanpa dirimu
Disini.
Disampingku.


Tahukah engkau? Sebenarnya aku sangat mengharapkanmu untuk hadir dalam hari-hariku kala itu.
Namun tetap saja, jalan takdir yang harus kita lalui tak bisa seperti itu.
Semua mengharuskan kita untuk menjalani  kehidupan yang berbeda.


Satu hal yang tak bisa kumengerti adalah mengapa setelah perpisahan itu kenangan tentang dirimu masih tersimpan jelas dalam ingatanku. sering kali aku menyebut namamu. Ternyata hingga saat ini namamu masih tertulis dengan sangat rapi di dalam sudut termanis hatiku.


Wahai engkau yang kurindu, disinilah aku yang benar-benar merindu tentang hadirmu. 
Yang terkadang mengeluhkan tentang takdir  yang memisahkan kita.
Mengapa harus ada perpisahan yang akhirnya membuat kita menjalani kehidupan yang berbeda.
Mengapa takdir tak membiarkan kita dulu untuk tetap bersama, tumbuh bersama dan menjalani hari-hari bersama.


Ya Allah...
Sungguh, hanya Engkau yang mengetahui segala keadaanku dan keadaannya.
Hanya Engkau Yang Maha Mengetahui isi hatiku dan hatinya.
Maka biarlah... biarlah semua ini berjalan sebagaimana yang Kau kehendaki.

Disini, Aku menunggumu selalu

Aku sedang mempersiapkan diri disini
menata hati supaya kelak menjadi yang terindah untukmu.

Belajar kepada Siti Khadijah yang setia dan sabar menemani rasulullah dalam perjuangannya.
Belajar kepada Aisyah yang selalu memberikan keceriaan kepada rasulullah di tengah himpitan permasalahan yang ada.
Belajar kepada Fatimah yang selalu menjaga dan merawat cintanya hanya untuk Ali
Belajar kepada Siti Hajar yang sabar tanpa mengeluh menghadapi segala cobaan yang Allah berikan kepadanya
Belajar kepada Shinta yang setia menunggu Rama, suaminya.
Dan belajar kepada istri-istri teladan yang lain yang suatu saat akan kutanamkan di dalam diriku.


Akan kusimpan ketulusan cintaku hanya untukmu.
Akan kupersembahkan mahkota kesucianku hanya untuk dirimu seorang
Untuk engkau yang nanti akan memberi ketulusan cinta kepadaku
Untuk engkau yang kelak akan selalu menjadi pelindungku
Untuk engkau yang telah Allah gariskan menjadi bagian utama yang akan terpasangkan olehku
Karena aku adalah potongan tulang rusukmu.


Aku selalu berdoa
Semoga aku nanti bisa menjadi istri sholihah yang setia dan tulus mengabdikan hidupku untukmu karenaNya


Jemput aku jika waktunya tiba
Dan aku di sini, menunggumu selalu.

kau memang indah, Wajar banyak yang suka

Menurutku kau adalah seorang yang gagah, berwajah sangat tampan, pintar, rajin, bertanggung jawab dan berbakti kepada orang tua. 
kau juga menjadi sosok yang diimpikan oleh perempuan.
akupun tahu bahwa banyak teman-teman yang menaruh perasaan lebih kepadamu.
Hal yang membuat hatiku menjerit iri adalah beberapa diantara mereka pun memiliki nilai yang "lebih" jika dibandingkan dengan diriku.
Mereka adalah sosok yang lebih cerdas, lebih populer, lebih modis dan bagaimanapun aku melihatnya mereka jauh lebih cantik dariku. 

Sedangkan aku, siapalah aku jika dibandingkan dengan sosok mereka.
Beberapa orang memang mengatakanku cukup manis, tapi aku sadar jika aku tak semanis mereka.
Sedangkan mereka, menurutku mereka lebih memenuhi kriteria dari apa yang kau inginkan.


Aku memang tak ingin munafik, ketika banyak orang mengatakan bahwa kecantikan fisik itu tidaklah penting, bagiku tetap saja itu adalah sesuatu yang penting. Menurut pengetahuan yang kutahu adalah sudah kodrat seorang lelaki senang kepada wanita yang berwajah cantik.


Tapi aku pun bersyukur, hal yang terbaik yang bisa kulakukan adalah tak perlu terlalu merisaukan masalah cantik dan tidak cantik. tapi berusaha memperbaiki hati dan banyak belajar agar mampu menjadi sosok wanita shalihah yang dirindukan.





Kita Memang Berbeda

Kita berdua memang sama-sama telah mengetahui tentang hal ini. 
Beberapa interaksi yang pernah kita lalui semakin menyadarkan bahwa kita memang berbeda.
Ya, kita memang berbeda.
Dengan karakter, pola pikir sampai pada kebiasaan-kebiasaan kecil sekalipun kita memiliki perbedaan. 
tak heran memang. 
Sebelumnya kita memang tumbuh di lingkungan yang berbeda, dengan gaya hidup yang berbeda dan dunia yang berbeda. 
Semua itu membuat kita menjadi dua sosok yang berbeda karakter.


Terkadang kau merasa bahwa tindakanmu itu benar.
Padahal di sisi lain aku tidak merasa demikian. 
Aku menganggap itu salah.
Tak jarang hal itu membuat kita menjadi berselisih.
Ada kalanya kesalahpahaman pun terjadi di antara kita.
Sebenarnya kita memiliki maksud dan tujuan yang sama dalam suatu hal, tetapi karena ada salah paham dalam berkomunikasi, akhirnya lagi-lagi harus ada pertengkaran terlebih dahulu.


Begitulah, seolah pertengkaran dan perselisihan itu harus terjadi dulu.
Seolah kita tak bisa membicarakan hal itu baik-baik dengan kepala dingin dan hati yang tenang.
Mau tidak mau semua itu membuatku berpikir, bisakah kita tetap bersama dengan banyaknya perbedaan ini? Bagaimana kah pernikahan kita nanti jika diantara kita ada perbedaan yang begitu jauh ini? sering muncul keraguan apakah kita bisa  menyatukan perbedaan-perbedaan ini satu demi satu. sungguh, kita memerlukan kerja keras untuk bisa melakukan itu semua.


Namun, ketika aku merenungi semua itu lebih dalam, di dunia ini pun semua orang dilahirkan tanpa  ada kesamaan yang mutlak. Alangkah sepinya dunia ini jika semua orang memiliki bentuk tubuh yang sama, berpikir dengan pola pikir yang sama, memiliki lingkungan keluarga yang sama, memiliki pendapat yang sama, memiliki tingkat ekonomi yang sama, dan lainnya. 


Justru dari hal yang berbeda itulah yang membuat manusia belajar. Belajar untuk menerima dan menghargai perbedaan. Belajar untuk mengambil hikmah dari sesuatu yang berbeda yang berasal dari luar dirinya.


Mungkin hal itu jugalah yang berlaku bagi kita.
Mungkin memang seperti inilah jalan yang harus kita lalui.
Sekarang waktunya bagi kita untuk menyatukan segala perbedaan ini dengan sikap yang lebih dewasa dan bijaksana. 


Bagaimanapun kondisimu, 
Aku harus menerimamu.
Aku harus menghargai segala  sesuatu yang ada pada dirimu.
Engkau pun demikian,
kau harus belajar menerimaku, 
Bagaimanapun keadaan ku.


Aku yakin kita bisa berusaha untuk itu dan semua perjuangan itu pasti tak kan sia-sia.
Mungkin memang kita dipertemukan dengan segala perbedaan 
agar kita bisa saling melengkapi ketika kita hidup bersama kelak.

Saat sosok lain menghampiriku

Ya Rabb... telah kutipu diri ini, tapi tak bisa, bayangnya tetap saja ada.
Saat sosok lain menghampiriku, mengapa perasaan ini tak bisa sama.
Dan kucoba untuk melogiskan pikiranku bahwa dia bukan manusia yang sempurna.
Namun, apa yang di hati ini enggan pergi
Diusir oleh seribu rasa gundah dan kecewa pun tak jua memudar.
lalu, apakah aku harus mengiba kepada diriku sendiri.


Duhai Sang Yang Maha Pengendali Hati
yang memiliki semua tali kendali
Harus bagaimanakah diri ini

Aku tak mengerti, sungguh tak mengerti
mengapa hati ini tetap berharap? 
Berharap bisa bersamanya dalam naungan cintaMu
Berharap bersamanyalah kugenapkan setengah diri ini.
Bayangnya yang tak kunjung hilang dalam hati
semakin kuat menerjang
Semakin dalam menancap
Bukankah kenyataan telah terbentang dengan indah dan jujur?
Tapi, semua itu seolah tak terlihat karena tertutup hijab setebal salju dimusin dingin.


Ya Rabb, aku mohon...
Jika semua ini hanyalah anganku semata
Terbangkanlah rasa ini meninggi
Bersama sayap lantun doaku padaMu
Bersama sujud pasrahku padaMu 
Menuju muara kasihMu


Ya Rabb,
Izinkan aku mencintaiMu
Hingga kucinta segala sesuatu hanya karenaMu...

Aku hanya mencoba untuk jujur

Ya Allah... 
aku tak tahu apa makna semua ini. kali ini, aku hanya ingin jujur.
Ternyata hingga saat ini, 
Aku masih mencintainya. 
Aku masih mengharapkannya.
Aku masih merindukannya dan aku masih menunggunya.

Entah, mungkin tak pantas bagi seorang manusia sepertiku untuk "menuntut" atau "memaksa" kepadaMu. Namun sungguh, saat ini aku hanya ingin jujur tentang perasaan ini dengan melepas topeng-topeng kepalsuan itu. Aku hanya ingin jujur, yaa Rabb, setidaknya pada diriku sendiri dan diriMu.

Yaa Allah...
hati ini adalah milikMu Dan Engkau Maha Mengetahui jika masih ada cinta disudut hati ini, untuk dirinya. Ah... kau pasti jauh lebih mengetahui tentang itu karena hanya Engkaulah yang maha Mengetahui tentang segala isi hati.

Rabbi, bolehkah aku bertanya? Aku hanya ingin bertanya, mengapa semua ini kau biarkan berjalan seperti ini? Engkau yang mempertemukan kami, menjadikan kami menghabiskan hari-hari bersama, meskipun itu tidak lama. Namun ketika berpisah, ada perasaan yang kau buat tertinggal di dalam hatiku. Perasaan yang membuatku teramat merindu tentang kehadirannya. Perasaan yang membuatku tak bisa menghapus bayangnya dari dalam hatiku.

Rabb, mengapa semua berjalan seperti itu? mengapa hanya dengannya aku bisa mendapatkan perasaan itu? Mengapa jika dengan yang lain aku tak bisa merasakan perasaan serupa? mengapa ya Rabb? Mengapa seperti ini?

Inilah kejujuran hatiku tentang sebuah perasaan yang kurasakan terhadapnya. Sekarang biarlah Engkau saja yang tahu. karna sungguh kau Maha Tahu segalanya. Kau tahu tentang perasaanku dan kau pun tahu bagaimana isi hatinya. Jika setiap kejadian yang telah terjadi berjalan sesuai dengan kehendakMu, maka kali ini pun biarlah semua berjalan atas izin dariMu. Aku memang mencintainya, mengharapkan bisa menghabiskan waktu bersamanya, tapi apa dayaku jika Engkau tak menghendakinya.

Hatinya pun adalah milikMu, hanya engkau yang mampu membukanya. Wahai Allah pemilik segala Hati, dengan segala kejujuran hati aku memohon kepadaMu. Jika memang dia adalah jodoh terbaik untukku, bukalah pintu hati itu. Yakinkan jika semua yang terjadi ini mengantarkan kami untuk bisa hidup bersama kelak. Namun, jika bukan dia jodoh yang terbaik untukku, berikanlah aku kekuatan agar bisa ikhlas menerima segala ketentuan yang terbaik menurutMu.

Teruntuk sebuah cinta yang pernah hadir


Teruntuk sebuah cinta yang pernah hadir,
Sekalipun aku belum begitu mengenal dirimu
Sekalipun hati ini buta akan duniamu
tapi aku yakin pada dirimu.

Mungkin janjimu adalah satu hal yang menenangkanku
Untuk tetap setia menanti malam-malam panjang saat kita bersama
Lalu mengembara dalam kebahagiaan yang tak akan pernah bisa dijabarkan oleh kata

Aku mencintaimu
Aku yakin padamu
Aku menginginkanmu

Namun, terkadang kesadaranku datang
Siapakah aku yang bisa melawan takdir
Siapakah aku yang sanggup menantang matahari
Saat kenyataan pahit itu menghancurkan semua
Keyakinan yang ku bangun dengan tertatih
Saat kenyataan itu membuyarkan semua mimpi
Yang memetakan kehidupanku dalam beberapa tahun kedepan, bersamamu...

Aku mencintaimu
Membiarkan diriku mengalami kebahagiaan yang tak akan  pernah terasakan lagi
Dan bahkan sakit yang kunikmati disetiap desah nafas kehidupan
Ada apakah dengan kita?
Jika sanggup aku untuk jujur padamu
Aku ingin kita bersama
Namun aku takut memulai segalanya dari perbedaan itu
Maka biarlah,
Aku hanya ingin berkeyakinan
Dan janji,
Bahwa kau pasti akan datang