~memungut detik demi detik, merangkainya menjadi puisi,
sampai saatnya aku lupa pernah mencintaimu.
~Aku ingin mendirikan tiang kasih & pilar kebersamaan yang
kokoh& takkan mudah roboh hanya bersamamu.
~Dalam benak kulukiskan indahnya guratan parasmu, senyum
manismu itu, masihkah untukku?
~Memungut kepingan hati yang berserakan, tertusuk oleh
pecahannya. Kesakitan terlalu merasuk ke jiwa. Aku hancur karnanya.
~Ketika detak jantung tak lagi berdegup kencang, Ketika hati tak mampu lagi membaca rasa,
itulah titik akhir dari mencintai.
~Ketika mentari mampu menghangatkan jiwa, lalu kenapa cinta
ini tak sehangat dulu, saat kau memilih menjatuhkannya.
~Cinta mulai meragu; saat hati tertutup kabut, bibir pun
terkatup rapat, kala firasat berkata cinta telah berkarat.
~Tak ada yang lebih tabah dari cinta ini, dirahasiakannya
rintik rindunya kepada sesosok pujaan hati.
~Aku adalah luka yang tersenyum saat kau memutuskan kembali
dan meninggalkannya untukku.
~Bila jarak jadi penghalangmu, biar waktu yang menentukan
seberapa tabah cinta kan menantimu.
~Masih kuingat luka dimasa lalu, memang cinta terlalu
cemburu, hingga semua berakhir pilu.
~Biarlah cinta menjadi pelarian, ragaku hilang namun hatiku
tetap tertinggal.
~Cinta terlalu melekat , diusir oleh seribu rasa gundah dan
kecewa pun tak jua memudar.
~Bintang bertaburan indah, seakan memberi harapan tentang
kisah anak manusia yang saling menahan cinta.
~Seberapa kuat angin menumbangkan harapanku, bayangnya tak
kunjung hilang.
~Lepas segala rasa, lupakan semua kenangan yang tercipta
karna ku tak rela hidup di dua cinta.
~Aku memilih jalanku sendiri, jika takdir aku & kamu
menjadi kita, kelak Tuhan mempertemukan kita di penghujung jalan.
~Ketika hati sampai di titik terlelah, terlalu sulit tuk
melangkah mengejar sang pujaan hati.
~Disana, apakah kamu masih mengingatku? Disini, Aku sedetik
pun tak pernah bisa melupakanmu.
~Jika sebuah puisi adalah bahasa terindah maka kau lah
penyebabnya.
~Seperti daun-daun yang luruh ranting-ranting yang lepas
oleh angin, demikianlah kutempatkan diriku asing dan sunyi.
~Wajah itu pernah menjadi milikku lalu mengembara dalam
kebahagiaan yang tak akan pernah bisa dijabarkan oleh kata.
~Akan kulayangkan surat cinta menabur lautan rasa yang tak
terbendung hanya untukmu.
~Bulan akan selalu mencintai bintang, walau bulan kini sudah
bersama matahari.
~Hampir saja aku hilang terbawa arus kesedihan, lenyap tanpa
rasa sampai akhirnya kau menyadarkanku, kau penyelamatku.
~Rasa itu muncul bagai sebuah busur yang siap memanah tepat
dihatimu.
~Takkan bisa cintaku menuju hatimu, Jika gelap nya jalan
cinta tak mampu menuntunku padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar